Muslim Mayoritas VS Muslim Minoritas

Sabtu, 23 Maret 2019 20:27 WIB   Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh Muhammad Birry Yunus - Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara BEM UMM.

 

Pada Jumat minggu lalu tepatnya 15 Maret 2019 dunia dihebohkan dengan kasus pembantaian kaum muslimin, hampir sekitar 50 orang yang terrampas nyawanya dan sekitar 50 orang an lagii mengalami luka-luka yang cukup serius, mulanya selesai solat jumat ada seorang yang membawa senjata tajam masuk kedalam masjid yang berada di daerah Newzeland, baru saja seorang tersebut masuk melalui gerbang utama masjid kemudian dengan cepat mengeluarkan senjata api dan sekejap membantia kaum muslimin yang masih berada di dalam masjid sesudah solat jumat berlangsungdalam kisaran waktu kurang lebih 15 menit se isi masjid pun telah diberi anugrah sebagai seorang yang syahid dijalan Allah Insya Allah.

Pada masa yang telah lalu juga terjadi penindasan kaum muslimin secara bengis di Rohingnyan, hingga menewaskan ratusan bahkan ribuan kaum muslimin yang ada di sana. Sebagian para penduduk muslim Rohingnya ada yang melarikan diri melalui jalur Air, hingga sampai lah pra muslim Rohingnya tersebut didaerah Aceh bagian pinggiran laut. Dan ketika itu Qadarullah dari tempat penulis berada mengirim SDM untuk membantu keperluan baik Akademik maupun Logistik di Aceh. Usut pnya usut hanya Ustad dari tempat penulis berada yang faham dengan bahasa kaum muslim Rohinnya yang terdampat di Aceh tersebut, dan ketika itu Kaum muslim Rohinnya mencertitakan kisah perjalanan kaumnya yang terombang-ambing dilautan cukup lama. Mulai dari yang minum kencingnya sendiri demi bertahan hidup ssampai ketika ada saudara satu kapal kayu yang tak layak pakai itu ada yang meninggal gara-gara kekurangan makan dan ada juga yang karena sakit, dan  mereka menyatakan kegembiraan yang sangat bahkan hingga mengeluarkan air mata kebahagian karena di terima dengan baik, bahkan dijamin segala kebutuhan pokok hingga akademiknya oleh rakyat Indonesia secara umum, dan rakyat aceh secara khusus.

Pada waktu yang sangat lampau sekali kaum muslim Dunia dihebohkan dengan kasus penindasan  kaum muslim secara beringas oleh tentara Israel yaitu Negeri para Syuhada, Negeri para pemberani, Negeri para wanita yang subur akan anak, negeri yang taip harinya terdengar suara dentuman mortir, tembakan, Bom, serta senata api lainnya ialah negeri Palestin.Negeri yang sampaikan sekarang pun masih selalu ada para syuhada dan selalu lahir pula bayi-bayi yang dikandung dari seorang wanita super, perempuan-perempuan tangguh yang tersisa dari kerasnya negeri tersebut. Mereka kaum muslim Palestin dikekang dengan berbagai cara yang dilakukan tentara Israil, mulai dari dilarang melantunkan Al-Qur’an apalagi sampai membacanya, hingga dihancurkan semua gedung-gedung yang ada di sana, hingga selangkah demi selangkah Tanah Palestin di ambil alih oleh Israil dan kawananya.

Dan masih banyak lagi kasus yang penulis paparkan diatas,seperti contoh di Uighur bagaimana kaum muslim Uighur di intimidasi dan di tindas, siksa, bahkan kaum muslim uighur sampai di larang untuk melakukan peribadatan-peribadatan yang biasa mereka lakukan, hingga sampai-sampai mereka tak di izin kan untuk mendengarkan Adzan, kasus ini cukup menggetarkan dunia kaum muslim.

 Pembaca milenial mari sama-sama kita resapi kasus-kasus yang telah penulis paparkan di atas bagaimana kaum muslim di bantai di Negara yang mayoritas penduduknya non muslim, ada beberapa kemungkinan-kemungkinan, pertama melihat kasus yang terjadi di Newzeland bahwa senjata tajam yang di pakai oleh pembantai kaum muslim itu ada tulisan-tulisan para kaum-kaum nonmuslim yang pernah berjuang melawan kaum muslim, jadi ada desas-desus itu adalah pelampiasan balas dendam lama oleh para pendahulu yang di lampiasankan oleh Brenton Tarrant pada Jum’at minggu lalu tepatnya tanggal 15 Maret 2019, dan kasus tersebut tidak cepat tanggap para penegak hukum di sana melihat dari kejadian pembantaian tersebut berada di dua masjid dengan orang yang sama tapi mengapa baru tertangkap setelah Brenton menuntaskan pembantaian tersebut.

Rohingnya, bagaimana kaum muslim di sana di bantai oleh penegak hukum negara Myanmar itu sendiri, ini bukti kongkrit atas kekejama atau persekusi terhadap kaum muslim yang tinggal di sana dan mari kita lihat bagaimana kaum non muslim jika berada di daerah yang mayoritas muslim nya besar seperti di Indonesia, Arab Saudi, Mesir Dll. Apakah kaum nonmuslim di daerah-daerah yang mayoritas muslim pernah di bantai atau di persekusi atau di ancam, intimidasi? Tidak....tidak...dan tidak akan terjadi hal serupa jika kaum muslim didaerah mana pun itu lebih banyak dari kaum nonmuslim nya. Karena di agama Islam sendiri telah diajarkan oleh Grandfather kita yaitu Nabi Muhammad. Bahwa kaum muslim selayaknya untuk menjaga sesama dan melindungi sesama tak pandang bulu nonmuslim atau tidak, kita di anjurkan untuk melindungi, bahkan Nabi kita sudah mencontohkan hal tersbeut di masa yang telah lampau. Al kisah yang banyak tertulis di siroh Nabi, tak jauh dari rumah Nabi ada seorang Nenek Yahudi tua Yang buta dan tiap hari Nabi menyempatkan dateng krumah nenek tua tersebut untuk memberikan nasi dan menyuapkannya dengan lembut, ketika perang, apakah kaum muslim membantai semua kaum nonmuslim?, tidak....tidak... kaum muslim hanya membunuh lawannya yang ikut kemedan tempur dan berperang tetapi perempuan-perempuan yang memasakn dan anak-anak tidak di bunuh, bahkan di didik akademiknya oleh para sahabat Nabi dan di dijamin kehidupannya barulah kemndian di suruh memilih ingin masuk islam atau tidak.

Cukup lah ini sebagai bukti bahwa Islam Rahmatan Lil alamin telah benar adanya bagaimana kaum muslim menganyomi nonmuslim, pada zaman zekarang pun contoh diNegara kita sendiri ketiak kaum nonmuslim sedang melaksanakan natal, atau peribadatan yang lainnya, kaum muslim dengan senang hati dan sukarela turun kejalan untuk mengamankan tempat-tempat tersebut demi kenyamanan mereka beribadah, jadi konteks yang terdapat dalam historis kenabian bukan hanya di aplikasikan tapi juga diperluas makna saling melindungi tersebut oleh kaum muslim milenial kini.   

Shared: