Kasus virus Human Immunodeficiency Virus atau HIV merupakan virus yang kini menjadi pusat perhatian masyarakat karena menyerang tidak hanya usia dewasa melainkan remaja hingga anak-anak dibawah umur. Telah terjadi kasus 12.553 pada anak di bawah usia 14 tahun terinfeksi HIV, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan target Indonesia menuju three zero HIV/AIDS 2030 yakni zero infeksi baru HIV, zero kematian terkait AIDS dan zero stigma-diskriminasi masih belum optimal. "Infeksi HIV masih menjadi masalah kesehatan global dan nasional. Kasus HIV di Kawasan Asia Tenggara menyumbang 10 persen dari total beban HIV di seluruh dunia," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi dalam Temu Media Hari AIDS Sedunia 2022 yang diikuti secara daring di Jakarta.
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah mencapai kemajuan dalam pelaksanaan program pengendalian HIV. Jangkauan layanan HIV berkembang dan jumlah orang yang menggunakannya berkembang pesat. Meskipun data laporan kasus HIV dan AIDS yang dikumpulkan di daerah terbatas, namun peningkatan signifikan jumlah kasus HIV yang terdeteksi antara tahun 2009 dan 2012 disebabkan oleh jumlah layanan konseling dan tes HIV terkait. peningkatan (KTHIV) selama periode yang sama. Namun, kemajuan yang dicapai pada tidak merata di seluruh negara bagian, baik dari segi efektivitas maupun kualitas. Jangkauan dan kepatuhan tetap menjadi tantangan utama, terutama di daerah terpencil atau sulit dijangkau.
Adapun HIV merupakan virus yang menyerang dan melemahkan sistem kekebalan tubuh. Sementara itu, AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit akibat yang terjadi karena menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi HIV. Secara total data Kemenkes mencatat sepanjang periode 2010 hingga September 2022 ada sekitar 12.500 anak usia 14 tahun ke bawah telah diketahui status HIV-nya. Dari total itu, baru sebanyak 7.800 yang sedang menjalani pengobatan. Anak laki-laki memiliki porsi terinfeksi HIV lebih banyak dibandingkan anak perempuan. Karena itu, ia menekankan bahwa masalah akses pengetahuan kepada orang tua, terutama pada ibu menjadi penting dalam pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS pada anak.Sebagai informasi Virus HIV alias Human Indeficiency Virus merupakan virus yang menyerang dan melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia. Sementara AIDS (Acquired Immunodeficiency syndrome) adalah sindrom atau gejala penyakit karena menurunnya sistem kekebalan tubuh akibat infeksi HIV.
Program pengendalian HIV tidak cukup dilaksanakan oleh otoritas kesehatan saja, melainkan harus melibatkan sektor lain, masyarakat umum, komunitas dan khususnya kelompok populasi kunci. Keterlibatan ini meluas dari upaya pencegahan masyarakat hingga perawatan, dukungan dan pengobatan, menjadikan program pengendalian HIV tidak hanya upaya kesehatan masyarakat, tetapi juga upaya kesehatan perorangan.
Kementerian Kesehatan berkolaborasi dengan berbagai pihak telahmengembangkan model layanan HIV-PIMS komprehensif danberkesinambungan (LKB) untuk memastikan terselenggaranya layanankomprehensif yang terdesentralisasi dan terintegrasi dalam sistemyang ada hingga ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). LKB merupakan model pelayanan terpadu yang mencakup seluruh unsur pelayanan dari sektor kesehatan primer, sekunder dan tersier, serta pelayanan dari sektor lain yang terkait dengan kebutuhan ODHA, termasuk.masyarakat Tujuan LKB adalah mendekatkan dan memperkuat sistem kesehatan untuk menjamin tersedianya pelayanan yang menyeluruh dan berkesinambungan.
Layanan berkelanjutan, di sisi lain, adalah layanan yang terkait dengan sistem rekomendasi yang efektif dari satu titik layanan ke titik layanan lainnya.