Kementerian Politik Hukum dan HAM
Badan Eksekutif Mahasiswa Univesitas Muhammadiyah Malang
“Rupiah Melemah, Ada apa?”
SALAM PEMBEBASAN
“Semangat Nawacita sebagai agenda prioritas
pembangunan yang dulu digaungkan oleh Jokowi dan JK
saat mengkampanyekan dirinya dalam pemilu 2014 nampaknya
belum mampu di jalankan secara maksimal dan malah
bertolak belakang dengan keadaan saat ini, masih terpapar
secara jelas bahwa dalam agenda Nawacita Jokowi dan
JK pada point ke 6 pada Nawacita termuat bahwa agenda
yang akan menjadi prioritas Jokowi dan JK salah satunya
adalah “Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya
saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju
dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya”,
melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar adalah
salah satu bukti kegagalan pemerintahan saat ini dalam
mengelola perekonomian negara,akibatnya daya beli
masyarakat Indonesia terhadap produk yang dijual pun melemah
dikarenakan harga yang melonjak tinggi.”
Kamis 13 September 2018, bertempat di Aula GKB IV Lantai IV UMM. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang bersama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang melalui Kemeterian Politik Hukum dan HAM melaksanakan kegiatan NGEMIL (Ngobrol Generasi Milenial) dimana program ini memang menjadi salah satu program yang akan selalu dilaksanakan sebagai respon berbagai persoalan kebangsaan baik Daerah maupun Nasional, dalam kesempatan ini, hal yang dibahas terkait melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS. Ada dua narasumber yang membedah secara dalam pada kegiatan NGEMIL kali ini yaitu bung Hafid Alfan yang dimana merupakan Analis di PVSTA Internasional Trading System dan ibu Novi Primita Sari,SE,M.Ec.Dev dimana merupakan dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan.
Secara garis besar apa yang dibahas dalam agenda NGEMIL (Ngorol Generasi Milenial) terkait melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS merupakan hal yang sering terjadi terutama 20 tahun terakhir, mulai dari meledaknya nilai tukar Dolar pada tahun 1998 yang mencapai hingga Rp. 16.000 sampai dengan hari ini dimana Rupiah sempat mencapai Rp.15.000, ada beberapa faktor yang menyebabkan melemahnya nilai Rupiah, yakni:
1. Neraca perdagangan yang defisit;
2. Kinerja perdagangan yang kurang optimal;
3. Infrastruktur sistem perbankan yang kurang memadai;
4. Perang dagang yang dianggap memperburuk keuangan global.
“Solusi untuk menghindari Krisis Ekonomi”
Adanya trauma terhadap kondisi perekonomian masa lalu tentu membuat kita tidak ingin terjun ke masalah yang sama sehingga untuk menghindari itu semua ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menghindari krisis ekonomi yakni:
1. Nasionalisasi asset negara secara bertahap.
2. Mengurangi utang luar negeri.
3. Mengurangi ketergantungan produk luar negeri dan lebih mengutamakan produk dalam negeri.
4. Meningkatkan kemampuan ekspor.
5. Peningkatan kulitas produk UMKM yang mampu bersaing dengan produk Internasional.
Sebagai insan intelektual yang diberi tanggung jawab besar
dalam mengawal kebijakan pemerintah,
maka sudah seharusnya mahasiswa aktif dan kritis
akan segala permasalahan kebangsaan
yang terjadi, memberikan solusi yang terbaik
kepada pemerintah sehingga mampu melaksanakan
kewajibannya dengan penuh amanah,
pun juga sebaliknya, kepemimpinan sebagai
representasi suara rakyat harusnya digunakan
sebaik mungkin bukan malah sibuk dengan bermacam agenda penciteraan.
Cp Kemenpolhukam: Tomy Alfarizy (082159135383)