Mengenal Lebih dalam Artificial Intelligence (AI)

Minggu, 11 Juni 2023 02:08 WIB   Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

 

Artificial Intelligence (AI) sebagai kecerdasan buatan yang sedang trending akhir-akhir ini. Artificial intelligence (AI) diperkirakan akan terus mengalami tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 37,3% dari tahun 2023 hingga 2030. AI terus merevolusi berbagai industri, dengan tingkat pertumbuhan tahunan yang diharapkan sebesar 37,3% antara tahun 2023 dan 2030, seperti yang dilaporkan oleh Grand View Research. Pertumbuhan pesat ini menekankan dampak peningkatan teknologi AI di tahun-tahun mendatang. Namun, perlu kita pahami terlebih dahulu mengenai Artificial intelligence (AI). 

Artificial Intelligence (AI) dapat didefinisikan sebagai suatu pengetahuan yang membuat komputer dapat meniru kecerdasan manusia sehingga komputer dapat melakukan hal-hal yang dikerjakan manusia di mana membutuhkan suatu kecerdasan. Kecerdasan buatan (AI) dapat memproses data dalam jumlah besar lebih cepat dan membuat prediksi lebih akurat daripada yang mungkin dilakukan manusia. AI semakin menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari dan area yang diinvestasikan oleh perusahaan di setiap industri. Tetapi beberapa sistem AI dirancang untuk belajar tanpa pengawasan misalnya, dengan memainkan video game berulang kali hingga mereka akhirnya mengetahui aturan dan cara menang.

John McCarthy, (1956) berpendapat bahwa kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) adalah usaha memodelkan proses berpikir manusia dan mendesain mesin agar dapat menirukan perilaku manusia. Selain itu, terdapat juga pendapat yang menyatakan bahwa Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) adalah kecerdasan yang ditunjukkan oleh suatu entitas buatan. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia (Gaskin, 2008). 

Definisi Artificial Intelligence (AI) dilihat dari berbagai sudut pandang:

  1. Sudut pandang Kecerdasan (intelligence). Kecerdasan buatan adalah bagaimana membuat mesin yang cerdas dan dapat melakukan hal-hal yang sebelumnya dapat dilakukan oleh manusia.
  2. Sudut pandang Penelitian. Studi bagaimana membuat agar komputer dapat melakukan sesuatu sebaik yang dilakukan oleh manusia.
  3. Sudut pandang Bisnis. Kumpulan peralatan yang sangat powerfull dan dan metodologis dalam menyelesaikan masalah-masalah bisnis.
  4. Sudut pandang Pemrograman (Programming). Kecerdasan buatan termasuk di dalamnya adalah studi tentang pemrograman simbolik, pemecahan masalah, dan proses pencarian (Search)

Kecerdasan buatan (AI) memiliki tiga fungsi sebagai berikut:

  1. Membuat prediksi: AI dapat digunakan untuk membuat prediksi tentang masa depan, seperti cuaca, pasar saham, dan kemungkinan seorang pelanggan melakukan pembelian. Informasi ini dapat digunakan untuk membuat keputusan yang lebih baik tentang operasi bisnis, investasi, dan kampanye pemasaran.
  2. Personalisasi pengalaman: AI dapat digunakan untuk mempersonalisasi pengalaman pengguna, misalnya dengan merekomendasikan produk, menyarankan konten, dan menyesuaikan iklan. Hal ini dapat membantu bisnis meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan.
  3. Menciptakan produk dan layanan baru: AI dapat digunakan untuk menciptakan produk dan layanan baru yang sebelumnya tidak mungkin, seperti mobil otonom, asisten virtual, dan alat diagnosis medis. Produk dan layanan baru ini dapat memiliki dampak besar pada kehidupan kita.

AI adalah bidang yang berkembang pesat, dan terdapat potensi besar bagi AI untuk meningkatkan kehidupan kita dalam banyak cara. Seiring dengan terus majunya penelitian AI, kita dapat mengharapkan melihat aplikasi AI yang lebih menakjubkan di masa yang akan datang. Kecerdasan buatan (AI) adalah cabang ilmu komputer yang berurusan dengan penciptaan agen cerdas, yaitu sistem yang dapat berpikir, belajar, dan bertindak secara otonom. Penelitian AI telah sangat berhasil dalam mengembangkan teknik-teknik efektif untuk memecahkan berbagai masalah, mulai dari permainan hingga diagnosis medis.

Sejarah Singkat terkait Artificial Intelligence (AI)

Sejarah AI dapat ditelusuri kembali ke awal perkembangan komputer, ketika Alan Turing mengusulkan uji Turing sebagai cara untuk mengukur kecerdasan mesin. Pada tahun 1950-an, minat terhadap AI meningkat, seiring para peneliti mulai mengembangkan teknik-teknik baru untuk merepresentasikan pengetahuan dan penalaran. Namun, antusiasme awal ini diimbangi oleh serangkaian kemunduran, dan penelitian AI mengalami masa penurunan pada tahun 1970-an dan 1980-an.

Pada tahun 1990-an, minat terhadap AI bangkit kembali, sebagian karena perkembangan teknik-teknik baru untuk pembelajaran mesin. Saat ini, AI adalah bidang penelitian yang berkembang pesat, dengan aplikasi dalam berbagai bidang, termasuk kesehatan, keuangan, dan transportasi.

Selain itu, Artificial Intelligence (AI) diciptakan dengan tujuan untuk berpikir, dimana agen cerdas harus dapat berpikir secara logis dan membuat keputusan yang baik. Belajar, agen cerdas harus dapat belajar dari pengalaman dan meningkatkan kinerjanya seiring waktu. Terakhir bertindak secara otonom, agen cerdas harus dapat bertindak di dunia tanpa campur tangan manusia. 

Artificial Intelligence (AI) dapat diimplementasikan pada sistem berbasis aturan yang mana sistem ini berbasis aturan menggunakan sekumpulan aturan untuk merepresentasikan pengetahuan dan penalaran tentang dunia. Diimplementasikan juga pada jaringan syaraf tiruan, jaringan syaraf tiruan menggunakan jaringan simpul yang saling terhubung untuk belajar dari data. Pada algoritma genetika, algoritma genetika menggunakan proses mutasi dan seleksi untuk mengembangkan solusi bagi masalah.

Artificial intelligence (AI) memiliki potensi dalam kehidupan sehari-sehari, seperti:

  1. Meningkatkan kesehatan: AI dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit, mengembangkan pengobatan baru, dan mempersonalisasi obat. 
  2. Membuat sistem transportasi lebih aman dan efisien: AI dapat digunakan untuk meningkatkan aliran lalu lintas, mencegah kecelakaan, dan mengembangkan mobil otonom. 
  3. Meningkatkan produktivitas tempat kerja: AI dapat digunakan untuk otomatisasi tugas-tugas, meningkatkan layanan pelanggan, dan membuat keputusan yang lebih baik.

Meskipun Artificial intelligence (AI) berkembang dengan cepat dan menjadi bagian penting saat ini. Namun, tidak menutup kemungkinan AI juga dapat mengancam kehidupan manusia. Menurut Pew Research Center menyurvei 10.260 orang Amerika pada tahun 2021 tentang sikap mereka terhadap AI. Hasilnya ditemukan 45 % responden sama-sama bersemangat dan khawatir, dan 37% lebih peduli daripada bersemangat. Selain itu, lebih dari 40% responden menganggap mobil tanpa pengemudi berdampak buruk bagi masyarakat. Dalam penelitian menyebutkan bahwa Artificial intelligence (AI) terdapat tantangan yang perlu diperbaiki, seperti:

  1. Efisiensi: Sistem AI seringkali membutuhkan komputasi yang mahal, yang membatasi penggunaannya dalam aplikasi dunia nyata. 
  2. Interpretabilitas: Sistem AI seringkali tidak dapat dimengerti, yang membuat sulit untuk memahami bagaimana mereka membuat keputusan. 
  3. Bias: Sistem AI dapat memiliki bias, yang dapat menghasilkan hasil yang tidak adil atau diskriminatif. 

Pada saat ini, kecerdasan buatan (AI) merupakan teknologi yang sangat penting dan memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia. AI dapat digunakan dalam berbagai bidang seperti perdagangan, kesehatan, transportasi, dan lain sebagainya. Namun, AI juga dapat menyebabkan masalah seperti penggantian pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh manusia oleh mesin atau komputer dan menyebabkan manusia menjadi kurang produktif. Oleh karena itu, perlu pengaturan dan pemahaman yang baik dalam menggunakan AI agar dapat memberikan manfaat yang optimal bagi kehidupan manusia.

 

Referensi: 

Brewka, G. (1996). Artificial intelligence—a modern approach by Stuart Russell and Peter Norvig, Prentice Hall. Series in Artificial Intelligence, Englewood Cliffs, NJ. The Knowledge Engineering Review11(1), 78-79.

Nilsson, N. J. (2009). The quest for artificial intelligence. Cambridge University Press.

Chattopadhyay, G. P. (2018). Technologies in the Era of Singularity. Notion Press.

Subakti, H., Romli, I., Nur Syamsiyah, S. T., Budiman, A. A., Kom, M., Herianto, S. P., ... & MSI, M. (2022). Artificial Intelligence. Media Sains Indonesia.

Garvey, C. (2016). Superintelligence: Paths, Dangers, Strategies.

Kathy Haan. (2023). 24 Top AI Statistics And Trends In 2023. Forbes Advisor. https://www.forbes.com/advisor/business/ai-statistics/#:~:text=AI is expected to see,technologies in the coming years.

 

Shared: