12/07/2023 – Narasi.tv sukses menyelenggarakan talk show dengan mengungsung tema, “Anak Muda Bisa Apa?” Acara ini bertujuan untuk memberikan dorongan kepada anak muda untuk berkembang dan menjadi seperti yang dimimpikan. Acara kali ini berlangsung di Dome Universitas Muhammadiyah Malang dengan dihadiri kurang lebih 7000 penonton. Tidak hanya mahasiswa UMM saja, acara ini juga dihadiri dari berbagai universitas di Indonesia. Selain itu, acara ini mendatangkan narasumber-narasumber muda yang hebat seperti, Putri Ariani remaja kelahiran 2005 yang berhasil meraih Golden Buzzer America’s Got Talent. Abdur Arsyad komika Indonesia, Jefrry seorang Content Creator & Entrepreneur, dan Emil Dardak wakil Gubernur Jawa Timur.
Dalam sesi talk show, Najwa Shihab sebagai pemandu acara langsung mengajukan pertanyaan terkait tema "Anak Muda Bisa Apa?" kepada para narasumber. Salah satunya, Abdur Arsyad, seorang komika, memberikan pendapatnya dan menceritakan perjalanan kesuksesannya. Awalnya, Abdur merasakan keresahan dan kegalauan saat menyelesaikan S2, namun hal tersebut justru mengantarkannya menjadi seorang komika.
Abdur seorang komika menceritakan perasaannya ketika mendengar orang lain tertawa dengan candaan yang ia buat, yaitu perasaan “Bahagia". Tertawanya orang lain merupakan hal yang sangat memuaskan baginya, dan menjadi dorongan kuat untuk terus mengembangkan karirnya sebagai seorang komedian. Baginya, menjadi seorang komika bukanlah perkara mudah. Ia percaya bahwa setiap orang memiliki potensi untuk menjadi seorang komika dengan caranya sendiri, dan teknik komedi yang unik akan terbentuk secara alami dari dalam diri setiap individu.
Menurut komika asal NTT tersebut, tidak ada rumus pasti untuk menjadi seorang komika sukses. Yang penting adalah menggali potensi komedi yang ada di dalam diri sendiri, melalui latihan, pengalaman panggung, dan terus belajar serta berinovasi dalam menciptakan materi lawakan yang segar. Dengan ketekunan dan tekad yang kuat, ia yakin bahwa siapapun dapat mencapai kesuksesan dalam dunia komedi. Setiap tawa yang ia dapatkan dari penonton menjadi bukti keberhasilannya dalam menghibur orang lain dan membuat dunia ini sedikit lebih cerah.
Jeffry Jouw, narasumber kedua dalam diskusi ini, juga berbagi pengalaman awal mula terjun ke dunia content creator dan entrepreneur. Ia menjelaskan bahwa keinginannya untuk terlibat dalam dunia tersebut timbul karena rasa penasaran terhadap apa yang ia lihat. Ia merasa terdorong untuk membuktikan kemampuannya dengan melakukan hal-hal yang orang lain bisa lakukan.
Rasa penasaran tersebut menjadi dorongan kuat bagi Jeffry Jouw untuk mengeksplorasi potensi dirinya dalam menciptakan konten kreatif dan mengembangkan usaha. Ia ingin membuktikan bahwa ia mampu mencapai hal-hal yang dianggap mungkin oleh orang lain. Motivasi inilah yang mendorongnya untuk terus belajar, mencoba, dan mengembangkan ide-ide baru. Bagi Jeffry, menjadi seorang content creator dan entrepreneur bukan hanya tentang mengikuti tren, tetapi juga tentang menjalankan eksperimen dan mengejar visi pribadinya.
Selain itu, narasumber lain dalam sesi talk show tersebut adalah Emil Dardak, Wakil Gubernur Jawa Timur. Ketika Najwa Shihab mengajukan pertanyaan tentang bagaimana cara menjadi pemilih yang tidak terbuai dengan janji-janji manis politik, Emil Dardak memberikan pandangannya. Menurutnya, cara yang efektif adalah dengan mengelola informasi yang diterima.
Emil Dardak berpendapat bahwa politik sebenarnya merupakan seni kehidupan, namun seringkali masyarakat salah memahaminya. Untuk tidak terbuai dengan omongan manis politik, pemilih harus mampu menyaring informasi dengan bijak. Dengan cara ini, pemilih dapat membuat keputusan yang lebih rasional dan tidak terjebak dalam janji-janji kosong atau retorika politik yang tidak terealisasi. Emil Dardak mengungkapkan bahwa “Berhenti membenarkan yang biasa” tuturnya.
Putri Ariani penyanyi solo“You break my heart, break my hope” mengungkapkan bahwa “Anak muda bisa melakukan apapun yang dia mau tanpa ada paksaan dan batasan. Apalagi bersangkutan dengan sesuatu yang mereka cintai atau gemari” ungkap remaja kelahiran 2005. Keterbatasan bukan menjadi batasan untuk melakukan sesuatu yang kita suka. Justru, menjadikannya sebagai identitas diri. Menurutnya, banyak penyanyi yang memiliki suara bagus dan penampilan yang menarik. Tetapi, jarang yang memiliki ciri khas.
Banyak anak muda saat ini masih bingung dan takut untuk memulai. Putri bercerita bahwa berawal dari keinginan membuktikan diri pada dunia, jika ia mampu menjadi seorang solois meski dalam keterbatasan ini mendorong Putri lebih serius dalam menyanyi. Sampai akhirnya Putri meraih Golden buzzer America’s Got Talent dengan standing applause. “Memulai itu mudah, yang susah itu konsistensi. Tapi menurutku kita pasti bisa, karena sesungguhnya we are able, we are capable, and we are equal. Setiap orang mempunyai hak untuk ikut berkontribusi untuk Indonesia dan dunia. Saya juga tak pernah menyangka mendapatkan apresiasi sebesar ini dari Indonesia dan juga dunia,” ungkap Putri Ariani.
Acara selanjutnya yakni Mata Najwa Got Talent dimana kegiatan ditunjukkan kepada peserta yang berani dalam menunjukkan bakatnya di atas panggung. Dalam sesi ini, terdapat beberapa penampilan mulai dari menyanyi, reporter, sampai beatbox.
Pada sesi terakhir, mata Najwa menyampaikan bahwa “Jadilah pendobrak, jadilah tanda titik pada banyaknya persoalan-persoalan yang berlangsung” tuturnya. Acara talk show diakhiri dengan peserta mengisi form Apa yang harus #BerhentidiKita.