Malang, 07/01/2023 – Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Menggelar Kelas Belajar 2022 pada (07/01). Agenda yang mengangkat tema “Encouraging Youths Responsive and Awareness Through Social and Environment” agenda ini menghadirkan pemateri-pemateri yang luar biasa diantaranya adalah Wakil Dekan I Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang IR. Henik Sukorini, M.p., PH.D., IPM, Ketua Program Studi Budidaya Perairan Univerversitas Muhammadiyah Malang Hany Handajani, DR., S.Pi, M.Si., dan Sekretaris I Program Studi Ilmu Komunikasi Jamroji. S.Sos, M.Comms. yang juga turut serta mengisi agenda di Aula Masjid A.R Fachrudin Lantai 2 Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam kesempatan ini, Presiden Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang, Al Rifqi menjelaskan tantangan yang akan dihadapi mahasiswa sebagai agent of change serta masalah sosial dan lingkungan yang harus ditanggulangi. Oleh sebab itu, peran mahasiswa sangatlah penting sehingga dibutuhkan perjuangan dalam mewujudkan sesuatu yang dapat menutup permasalahan tersebut.
Wakil Rektor III Universitas Muhammadiyah Malang (Bidang Kemahasiswaan dan Alumni) DR. Nur Subeki, ST., MT memberi penjelasan “Dengan mengikuti kegiatan ini, menjadi salah satu cara untuk mengidentifikasi diri dalam intelektualitas.” Setelah mahasiswa dapat mengidentifikasi diri secara intelektualitas, mahasiswa dapat mencapai “Tujuan sebenarnya dan yang utama dari PKM adalah membangun karakter dengan intelektualitas tersebut,” ungkap bapak Nur Subeki. Akhir sambutan beliau mengungkapkan “Kami akan membentuk mahasiswa UMM dengan karakter yang kuat.”
Ibu Henik Sukorini memberi penjelasan terkait PKM dan kegiatan pengabdian masyarakat lainnya, seperti target lokasi yang menjadi sasaran kegiatan adalah lokasi-lokasi tertinggal (maksimal 100 KM) dari lingkungan kampus, beliau juga menjelaskan “Semakin banyak dokumentasi dan data maka semakin bagus.” Ibu Henik Sukorini menekankan “PKM K harus mengandung unsur IPTEKS sebagai komoditas usaha mahasiswa.” Ibu Hany Handajani mengungkapkan bahwa ada banyak kesalahan yang sering dilakukan antara lain, penulisan judul dan pendanaan.
Lebih lanjut, bu Heny Handajani menjelaskan perjalanan PKM menuju Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) diawali dengan, penyiapan proposal, penyusunan proposal, pelaksanaan kegiatan, monev dikti (PKP2), presentasi PIMNAS, desain slide presentasi, desain poster, laporan akhir artikel ilmiah. Tak lupa juga Bu Heny membagikan tips untuk mendapatkan ide brilian antara lain, sering membaca, sering komunikasi, rajin membuat catatan, dan rajin olahraga. Ia menambahkan dalam sesi QnA “Untuk membuat penelitian atau tulisan yang anti mainstream caranya adalah dengan memperbanyak data yang nantinya dapat dituangkan dalam sebuah ide dengan membedakan dari apa yang sudah ada.”
Selanjutnya, Sekretaris I Program Studi Ilmu Komunikasi Jamroji. S.Sos, M.Comms. menjelaskan cara berfikir yang baik adalah dengan memikirkan segala cara untuk mencapai tujuan “Sesuatu ditambah sesuatu sama dengan hasil,” ungkapannya. Agar mudah dikenal orang, haruslah membuat sesuatu yang berbeda. Creative thinking atau cara berpikir kreatif menjadi salah satu patokan untuk menciptakan inovasi. Pak Jamroji menjelaskan bahwa yang diajari biasanya hanya berasal dari konsep dan ekosistem, sehingga yang didapat akan “Hanya itu-itu saja” dan apa yang dikeluarkan adalah hal yang biasa tanpa kreativitas dan inovasi. “Ketika berpikir kreatif berfikirlah seliar mungkin tanpa ada patokan apapun,” tuturnya.
Berikutnya, Founder Green School Kader Hijau Fahmi Ahmad Fauzan menyampaikan bahwa lingkungan hidup kala ini tidak lepas dari sosial dan budaya, juga permasalahan yang kerap terjadi dalam lingkungan hidup antara lain, proses yang terjadi di alam, aktivitas manusia dan kebijakan publik. Fahmi mengungkapkan “Segala dari alam untuk manusia, akan tetapi apakah manusia sadar dampak dari perbuatan mereka?” Untuk itu diperlukan penanggulangan, lebih lanjut, Fahmi Ahmad Fauzan menyampaikan usaha yang dapat dilakukan agar masalah lingkungan dapat ditanggulangi yang diklasifikasi dalam dua range, secara mikro, bisa dilakukan dengan cara zero waste lifestyle, hemat energi, moda transportasi publik, dan tahan lapar mata (overconsumption). Adapun secara makro, pengelolaan sampah reboisasi, hindari bahan kimia, konservasi, kritisi kebijakan publik dan membangun ekonomi sirkular.
Setelahnya, agenda dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD) dengan membagi peserta dalam beberapa kelompok, lalu diberikan permasalahan yang dimana peserta dapat mengidentifikasi langsung permasalahan tersebut, setelah itu hasil diskusi di-presentasikan di depan penilai sehingga dapat langsung dikoreksi dan diberikan beberapa saran atas pemikiran para peserta.
“Menurut saya sebagai mahasiswa psikologi acaranya keren dan saya suka acaranya, karena telah memberikan materi yang berkaitan dengan lingkungan sehingga membuat saya lebih peduli terhadap lingkungan,” ungkap salah satu peserta. “Harapannya setelah diadakan kegiatan ini nantinya teman-teman dapat timbul rasa empati yang lebih terhadap lingkungan sekitar khususnya masyarakat diluar sana, pasca agenda ini akan diadakan agenda berikutnya, yaitu pemberdayaan masyarakat, yang mana dalam agenda tersebut terdapat beberapa arah bidang, diantaranya sosial lingkungan, kesehatan, ekonomi kreatif dan pendidikan. Harapannya setelah teman-teman mengikuti kegiatan ini, teman-teman tidak hanya paham apa yang sudah didapatkan, namun teman-teman juga dapat meng-aplikasikannya langsung di lapangan seperti membuat proposal PKM,” ujar Shela Dwi Pratiwi selaku Ketua Pelaksana Kelas Belajar Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang 2022.
Penulis: Ghazy Fathin Rabban