KENAL LEBIH DEKAT TENTANG INNER CHILD

Jum'at, 18 November 2022 00:08 WIB   Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Apa itu inner child?

Belakangan ini inner child menajadi populer Psychology yang sering menjadi perbincangan di masyarakat. Masyarakat sering mengatakan, bagaimana sesorang individu terbentuk merupakan buah dari inner child pada diri individu tersebut. Hal ini membuat kita menjadi bertanya - tanya sebenarnya apa yang dimaksud dengan inner child , dan kenapa hal seperti ini perlu untuk kita bahas?

            Dikutip dari Essential Secrets of Psychotherapy yang ditulis oleh A. Diamond Ph. D., “inner child merupakan kumpulan dari peristiwa yang baik dan buruk yang telah dialami seseorang dimasa kecil yang membentuk bagaimana kepribadian mereka hingga dewasa.” Peristiwa yang terjadi pada masa anak – anak akan tertanam pada alam bawah sadar hingga mereka dewasa  yang menjadi long term memory. Sehingga inner child akan memiliki pengaruh pada kepribadian serta bagaimana cara individu tersebut bertindak untuk hidupnya.

            Menurut Ikhsan Bella Persada, seorang Psikolog menjelaskan bahwa “inner child seseorang bisa terluka, sehingga jika tidak diatasi dapat menyebabkan permasalahan di kemudian hari.” Pengalaman seseorang yang menyakitkan seperti kekerasan yang mereka dapat saat kecil, diabaikan oleh ayah dan ibu, kurangnya kasih sayang yang diberikan selagi mereka kecil, atau terlalu diawasi oleh orang tua. Semua hal tersebut dapat memberikan luka pada inner child mereka dan dapat mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan dan menjalani kehidupan dengan orang lain.

Apasih sebenarnya yang menyebabkan inner child kita terluka ?

            Ada banyak hal yang bisa mengganggu inner child dalam diri kita. Sebagian dari hal – hal yang menyebabkan terlukanya inner child  bersifat wajar pada anak – anak, namun jika saat itu kita harus melalui sendiri sangat memungkinkan hal itu dapat menjadi penghambat dalam proses kita berkembang. Beberapa penyebab yang membuat inner child terluka diantaranya :

  • Kehilangan orangtua dan keluarga dekat.
  • Kekerasan fisik, emosional, dan seksual.
  • Diabaikan oleh keluarga dan orang terdekat.
  • Perundungan atau bullying.

Jika kita pernah mengalami beberapa hal diatas dan melaluinya sendiri, ada kemungkinan bahwa inner child kita sedang terluka.

 

Apasih tanda – tanda kalau inner child kita sedang terluka ?

            Kita sebagai manusia pastinya memiliki perjalanan hidup yang berbeda – beda. Beberapa diantaranya yang mungkin harus melewati dengan luka dan penuh perjuangan. Buah dari pengalaman – pengalaman menyakitkan tersebut dapat membentuk karakter negative dan terus menyerap energi, termasuk bagaimana seseorang mengambil keputusan dan menjalani hubungan dengan orang lain. Secara umum ada beberapa ciri yang bisa menjadi tanda bahwa inner child kita sedang terluka diantaranya :

  • Kurangnya rasa percaya diri.
  • Memiliki kecenderungan untuk membahagiakan orang lain, dan menomor duakan diri sendiri.
  • Sering merasa bersalah dan selalu ingin menjadi yang terdepan.
  • Cenderung merasa cemas ketika dihadapkan dengan situasi baru.
  • Sering merasa takut ditinggalkan oleh orang lain.

 

Lalu gimana caranya untuk mengatasi inner child kita yang terluka?

            Pada dasarnya, yang dapat mengatasi sisi anak – anak yang masih hidup didalam diri kita, ialah hanya diri kita sendiri. Maka dari itu cobalah untuk melakukan beberapa hal seperti ;

  • Menyadari keberadaannya.
  • Dengarkan inner child yang kita miliki dan cobalah untuk berkomunikasi dengan mereka.
  • Bermeditasi dan tenangkan diri.
  • Datang kepada ahli di bidangnya untuk meminta bantuan.

Setelah semua yang kita ketahui perlu kita ingat  bahwa pengalaman masa lalu merupakan guru terbaik yang memberikan kita pelajaran terbaik dan bermanfaat untuk jangka waktu yang panjang seiring bertambahnya usia kita. Oleh sebab itu, cobalah untuk berdamai dan menyatu dengan inner child kita untuk hidup yang jauh lebih baik lagi.

Penulis : Kementrian Kesehatan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Shared: